Alasan kita bersyukur

  1. Dengan bersyukur, hidup kita akan bahagia

Hidup bahagia tidak perlu kita rasakan nanti. Bahagia bisa kita rasakan saat ini dengan penuh rasa syukur. Hidup yang dijalani dengan rasa syukur akan menggembirakan, sebaliknya hidup dijalani dengan mengeluh tentu akan memberatkan.

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim : 7)

  1. Agar kita tidak kehilangan harapan.

Pengalaman adalah guru terbaik. Semua kejadian dalam kehidupan di dunia pasti mengandung hikmah dan tujuan di baliknya. Bagaimana kita mensikapi setiap kejadian/ pengalaman yang terjadi di sekitar kita, yang terjadi pada diri kita dengan sikap yang optimis dan terus berprasangka baik. Rasa syukur akan membuat kita lebih mudah untuk bersikap positif setiap hal yang terjadi dalam kehidupan kita.

“… Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguynya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Az-zumar: 53)

  1. Karena hidup adalah sesuatu yang pantas disyukuri.

Hidup ini adalah pemberian, anugerah, rahmat dari Alloh SWT. Coba ingat-ingat lagi, bukankah kelahiran kita memberikan bahagia dan rasa syukur di hati kedua orang tua? Kita adalah hamba, hambanya Alloh yang diundang untuk hadir, menyaksikan, menyebut kebesaran-Nya. Segala urusan kita sudah diurus, kita tinggal menjalani, ikhtiar, dan berdoa sebaik mungkin yang kita bisa.

 

Adakah yang lebih dahsyat dari Rabb kita Yang Maha Menciptakan, Maha Besar, lagi Maha Pengasih dan Penyayang?

Bersyukurlah..

Karena kita ada

Karena kita berhak bahagia

Karena kita harapan yang tinggi di benak kita

Bersyukurlah..

Karena nikmat iman dan islam masih melekat dalam dada.

Kemandirian Seorang Muslim

Hidup mandiri tentang tidak bergantung pada siapapun, tidak mengandalkan siapapun dan apapun kecuali kepada Allah SWT. Seorang muslim yang sehat jiwa raganya dituntut untuk mampu hidup mandiri agar mampu menjaga harga dirinya dari ketergantungan kepada orang lain.

 

Orang yang mandiri dapat berjalan di muka bumi ini dengan “saking ringannya” karena tidak terbebani hutang budi kepada siapapun.

Kemandirian dibentuk dari berbagai ikhtiar dan tawakal kepada Allah SWT. Tugas manusia adalah berusaha dan berikhtiar, hasilnya tetap Allah SWT Yang Menentukan. Namun, ingatlah selalu, akan janji Allah

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,” (QS. An-Najm : 39)

 

Rezeki sudah diatur, rezeki sudah dijamin, rezeki sebab sedekah, sebab menikah juga disebutkan. Tapi jangan lupa, ada rezeki sebab usaha. Usaha melatih kemandirian, kemandirian mengangkat harga diri muslim apalagi pemuda.